Jumat, 01 Oktober 2010

tugas LINUX


Virtualization di Linux

Author: Dony Ramansyah · Published: February 6, 2009 · Category: Linux Aplikasi, Linux Dasar dan Opensource, Sistem Operasi 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZt6F_fOffXgAjMzTHiNdykUY3Lgjra0mGJf3_oRE2UZpZ6RNgOxUgDx6Tfv6E2DcfF2ZrNVT14j92qkt64o7mD9dn9Gi8RKM3Q0cgLtoGxdXqGpNTsFlpxOHjzwoz_wfcuRk9_vBOlPyz/s320/virtualization.png
Saya ingin mengulas sedikit mengenai Virtualization di Linux, dimana saya telah membahas sedikit mengenai Tend Virtualization yang sedang hangat saat ini dikalangan IT.
Untuk mendukung Virtualization ini tentunya digunakan software khusus untuk membuat virtualisasi dari suatu Operating System (OS). Selain software tentunya Hardware juga harus mendukung Virtualization secara penuh, terutama processor.
Software untuk Virtualization di Linux cukup banyak pilihannya, dari yang berbayar sampai yang gratisan. Umumnya software tersebut juga ada di platform OS Windows.
Untuk yang berbayar ada VMware yang sudah terkenal sejak dulu untuk melakukan virtualisasi yang sangat baik. Tersedia untuk flatform OS Windows dan Linux. Saat ini juga telah mensupport processor yang mendukung virtualization, baik dari yang berbasis Intel maupun AMD.
Untuk software virtualisasi yang gratis atau free, ada VirtualBox dan Qemu. Kedua-duanya juga sudah mendukung virtualization pada processor saat ini dan tentunya dapat dikonsumsi gratis oleh siapa saja. Feature yang ditawarkan juga tidak kalah dengan yang berbayar. Terutama VirtualBox yang sangat mirip GUI interfacenya dengan VMware. Untuk Qemu memerlukan instalasi kernel khusus untuk mengaktifkan mode virtualisasi full pada processor yang digunakan, sementara VirtualBox tidak memerlukannya, karena by default sudah mensupport processor yang mendukung virtualization.
Untuk memilih processor yang sudah mensupport virtualization, anda bisa mengeceknya di web masing-masing. Untuk intel bisa di cek disini, dan AMD dapat juga mengecek di websitenya disini. Untuk Intel biasanya dikenal dengan teknologi Intel VT-x dan AMD biasanya disebut teknologi AMD-V.
Teknologi pada processor ini memungkinkan Operating System (OS) yang kita emulasi atau yang ada didalam virtualisasi dapat menggunakan atau mengakses processor secara langsung seperti menggunakan OS langsung tanpa di virtualisasi. Sehingga OS yang di virtualisasi akan memiliki kecepatan,feature dan kompatibilitas terhadap processor yang sama jika menggunakan OS yang tidak dalam software virtualisasi.
Di Ubuntu (karena saya menggunakan Ubuntu) dapat mendownload Qemu dari Synaptic maupun dari console termoinal yang ada :
$ sudo apt-get install qemu qemu-launcher qtemu
Untuk VirtualBox silahkan download disini
Untuk di Linux saya menyarankan untuk menggunakan VirtualBox, karena tidak memerlukan kernel khusus untuk mengaktifkan feature dari processor yang mendukung virtualization dan juga tampilan GUI nya akan sangat familiar bagi pengguna VMware sebelumnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuXOfFOsTr5b-0tD3VZaEUJ8YUzikA6BUE8Mtb5a47fAQG8C82aR8M9XOjlJzCbR_mgEPBRt9LFRpL2Jbelkw6Vi6tkfnZGXxOJpKtN433qiimoK9W_tN0RMahigGwdr7NQ_SRnRp-_oB-/s320/virtualbox.png
Jadi kita tidak perlu khawatir menggunakan server berbasis Linux jika ingin menggunakan teknologi virtualization yang sedang trend saat ini. Walaupun di Linux memerlukan software tambahan lagi. Untuk server yang menggunakan Ubuntu silahkan untuk menggunakan Ubuntu Server atau kernel server, karena tentunya kita membutuhkan Memory RAM yang cukup besar jika akan melakukan virtualization ini.
Dony Ramansyah
site : http://dony-ramansyah.bravehost.com
blog : dony-ramansyah.blogspot.com
email : dony.ramansyah[at]gmail.com
Registered linux user : ID 400171

Related Articles



Linux, Symbian, Palm atau Pocket PC?
Dalam tiga tahun terakhir, terjadi perkembangan yang sangat pesat dari teknologi handphone atau yang dikenal juga dengan nama cellular phone. Teknologi yang dimaksud adalah bersatunya sistem komputer di dalam genggaman pemakainya, sehingga kita tidak perlu lagi membawa catatan atau notes yang tebal berisi alamat dan nomor telepon rekan-rekan,atau mengingat-ingat janji yang banyak.
Dengan sistem komputer di tangan, kita dapat juga melakukan hal-hal yang tadinya mustahil, seperti mendengar musik standar mp3, menonton fi lm atau potongannya, melakukan perhitungan dengan menggunakan program sejenis spreadsheet dan berbagai fasilitas yang sebelumnya hanya ada di dunia komputer. Tambahan teknologi menjadi lebih marak, tatkala setiap handphone diberi fasilitas kamera digital kecil, sehingga mampu untuk memotret objek yang menarik, dan handphone juga dipasang lampu kilat atau blitz untuk memotret dalam gelap.
Bicara kombinasi komputer dan handphone yang juga dikenal de ngan nama PDA (personal digital assistant), kita akan terikat pada sistem operasi yang ada di dalamnya, yang saat ini dikuasai oleh tiga pemain besar yang saling bersaing,Symbian, Palm dan Pocket PC. Symbian digunakan oleh grup pemasok telepon seperti Erricson, Fujitsu,Nokia dan Motorola. Sistem operasi Palm (sekarang namanyaPalm One) dikembangkan oleh perusahaan raksasa pembuat modem US Robotics di tahun 1995 dan sekarang merupakanstandar untuk handphone Treo, Tungsten, dan Zire. Sedangkan sistem operasi Pocket PC yang dikembangkan oleh Microsoft dari Windows CE, digunakan oleh HP, O2 dan beberapa perusahaan Taiwan.



Linux Tanpa Command Line

Author: Administrator · Published: February 28, 2007 · Category: Linux Aplikasi 
Dulu, Linux mungkin identik dengan command line interface, tapi kini sudah tidak lagi. Kami akan menunjukkan kepada Anda betapa mudahnya menggunakan Linux tanpa command line.Masih segar di ingatan penulis beberapa tahun yang lalu betapaberbagai pihak memandang Linux tidaklah lebih dari MSDOS. Bukan dari sisi kemampuan multitasking-nya, tapi dari sisi penggunaan. Opini yang sempat (dan sesekali masih) terdengar adalah Linux adalah sistem operasi yang ketika penggunanya ingin melakukan apa saja, maka harus selalu menggunakan command line interface, yang parahnya terkadang membutuhkan parameter yang aneh-aneh. Mau melakukan hal yang sederhana, misalnya meng-copy-kan suatu file ke lokasi lain, harus mengetikkan perintah seperti halnya MSDOS. Dalam satu atau dua tahun belakangan, sejak makin populernya KDE dan GNOME serta berbagai distro lain seperti SuSE dan Red Hat, barangkali persoalan meng-copy file, mendaftar file dalam suatu direktori dan berbagai operasi file sistem dasar mungkin bisa diatasi dengan penggunaan tool yang datang bersama desktop KDE atau GNOME. Tapi, masih ada yang berpendapat bahwa pengaturan jaringan, pengaturan keyboard, penambahan program, dan lain sebagainya masih harus dijalankan di modus command line interface. Opini tersebut kini tidak sepenuhnya up to date. Sudah tidak relevan lagi di saat ini. Memang, Linux menyediakan berbagai fleksibilitas untuk penggunaan command line dalam melakukan penyelesaian masalah tertentu. Tapi, pengguna komputer tidak semuanya geek yang bersedia berjam-jam duduk di depan komputer untuk menyelesaikan masalah sederhana yang sebenarnya bisa diselesaikan lebih mudah dengan cara lain.